Monday, 29 April 2013

Perilaku Produsen

Produksi dan Fungsi Produksi


Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Lalu yang disebut sebagai produsen  adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.

Fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk semua kombinasi masukan. Fungsi produksi juga dapat didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan masukan minimum yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah output yang ditunjuk, mengingat teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap teknologi produksi.

Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah: 
  • Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (input).
  • Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
  • Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
  • Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan .

Everett dan Ebert memberikan definisi atau pengertian fungsi produksi dengan mengatakan sebagai berikut :
Economic refer to this transformation of resources into goods and services as the production function for all operation systems the general goals is to create some kinds of value added, so that the output are worth more to consumers than just the sun of the individual inputs.

Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau tidak, maka diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan program pemeriksaan manajemen pada fungsi produksi yang akan dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi, tenaga kerja produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.

Tujuan utama dari fungsi produksi adalah untuk mengatasi efisiensi alokatif dalam penggunaan input faktor dalam produksi dan distribusi yang dihasilkan pendapatan untuk faktor-faktor. Berdasarkan asumsi-asumsi tertentu, fungsi produksi dapat digunakan untuk memperoleh sebuah produk marjinal untuk setiap faktor, yang berarti pembagian yang ideal dari pendapatan yang dihasilkan dari output ke pendapatan karena masing-masing faktor input produksi.

Menentukan Fungsi Produksi

Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsional sebagai sisi kanan.
Q = f (X 1, X 2, X 3 ,…, X n)
di mana:
Q = jumlah output
X 1, X 2, X 3 ,…, X n = jumlah input faktor (seperti modal, tenaga kerja, tanah atau bahan baku).

Jika Q bukan matriks (yaitu skalar, vektor, atau bahkan matriks diagonal), maka bentuk ini tidak mencakup produksi bersama, yang merupakan proses produksi yang memiliki beberapa co-produk. Di sisi lain, jika f peta dari R n ke R k maka fungsi produksi bersama mengekspresikan penentuan jenis k output yang berbeda berdasarkan pada penggunaan bersama dari jumlah tertentu dari input n.

Salah satu formulasi sebagai fungsi linear :
Q = a + b X 1 + X 2 + c d X 3 + …
di mana a, b, c, dan d adalah parameter yang ditentukan secara empiris.

Fungsi Optimal

Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventory cost (TIC) minimum. 

Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan.

Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
  • Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan. 
  • Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan. 
  • Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.  
Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode EPQ


Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja.

Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut :
  • Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
  • Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).

Ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan.

Biaya ini terdiri dari :
  • biaya mesin-mesin menganggur
  • biaya persiapan tenaga kerja langsung
  • biaya scheduling
  • biaya ekspedisi dan sebagainya.

Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. 

Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
  • Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin) 
  • Biaya modal (opportunity cost of capital
  • Biaya keusangan 
  • Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan 
  • Biaya asuransi persediaan 
  • Biaya pajak persediaan 
  • Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan 
  • Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya. 

Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.

Least Cost Combination


Least Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Isoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat output tertentu. Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan. Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah.

Syarat LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input. Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah bahwa produsen telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit tenaga kerja.

Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya, yaitu :
  • Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
  • Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.
  • Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.
Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5. Dengan menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan output.




Sumber :
http://ridwanmuslim.wordpress.com/2012/01/09/fungsi-produksi/

No comments:

Post a Comment