Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Sesuai dengan pengertian dari organisasi itu sendiri yaitu sekelompok orang yang berkumpul dalam satu wadah untuk mencapai suatu tujuan tertentu, berarti yang dimaksud dengan konlik organisasi adalah adanya suatu masalah dalam suatu organisasi akibat dari perbedaan kesepakatan dalam suatu organisasi tersebut.
Namun menurut Minnery (1985), konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.
Jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
- Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
- Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
- Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompokatau antar organisasi.
- Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
Sumber Konflik
Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, yaitu :
- Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan,
- Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula,
- Perbedaan kepentingan individu atau kelompok,
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
- Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.
Strategi Penyelesaian Konflik
Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :
- Introspeksi diri,
- Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat,
- Identifikasi sumber konflik,
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan
dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri
di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika
situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak
lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi
menang – kalah (win-lose solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan
merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini
bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan
kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba
untuk mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang
baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali,
ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki
hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut
juga
sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa
bahwa
kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga
hubungan baik dengan pihak tersebut.
d. Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua
hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk
mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution).
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.
Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari
masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan
dan hubungan antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan.
F. Teori Motivasi Vroom (1964)
STUDI KASUS
Motivasi
Motivasi merupakan satu
penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu
tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi
adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai
motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam
kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic.
Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri
yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan
melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status
ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat
di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi
seperti status ataupun kompensasi.
Teori - Teori Motivasi
A. Teori motivasi Abraham maslow (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan
yang berbentuk piramid,
- Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
- Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
- Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
- Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
- Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
B. Teori motivasi Herzberg (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan
faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk
keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia,
imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan
faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan,
dsb (faktor intrinsik).
C. Teori motivasi Douglas Mc Gregor
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative)
dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer :
- karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
- karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
- Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
- Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat
manusia ada empat teori Y :
- karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
- Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
- Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
- Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
D. Teori achievement Mc Clelland (1961)
Teori achievement yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan
bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu :
- Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
- Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
- Need for Power (dorongan untuk mengatur)
E. Clayton Alderfer ERG
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG
yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan
(relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori
maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak
atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel
dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
F. Teori Motivasi Vroom (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of
motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia
yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat
dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang
ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
- Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
- Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
- Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
STUDI KASUS
Solusi Mengakhiri Konflik PSSI vs KPSI
Kisruh yang terjadi antara PSSI dan
KPSI sudah berlangsung cukup lama dan belum juga ditemukan titik
terang untuk mengakhirinya. Hal ini secara langsung atau tidak
langsung mengganggu perkembangan dan kemajuan sepakbola Indonesia.
Selama kedua belah pihak masih ngotot
dan ngeyel merasa dirinya paling benar dengan argumentasinya
masing-masing, entah sampai kapan kisruh ini akan berakhir.
Ada beberapa hal yang cukup menarik dan
tidak memerlukan analisis yang mendalam untuk mengetahuinya.
Pertama, dua kekuatan yang berseteru
tapi sudah berlangsung cukup lama belum berakhir juga menandakan
kedua kekuatan itu relatif seimbang. Konon menurut ilmu perang kuno,
jika ingin secepatnya mengakhiri perang minimal memiliki kekuatan 2x
lebih hebat dari lawan yang dihadapinya.
Apapun alasannya, konflik PSSI dan KPSI
yang sudah berlangsung cukup lama dan belum berakhir juga menandakan
kedua kekuatan relatif seimbang.
Kedua, perang yang tak kunjung selesai
hanya merugikan kedua belah pihak. Seharusnya pengurus PSSI dan KPSI
tidak lupa dengan peribahasa yang mengatakan, “Menang Jadi Arang,
Kalah Jadi Abu”.
Tapi kenyataannya perang atau konflik
masih terus berlangsung hingga saat ini. Dapat ditarik kesimpulan,
baik pengurus PSSI maupun KPSI tidak memiliki negosiator yang ulung
untuk mengakhiri perang atau konflik yang ada.
Sebuah negosiasi tidak terlepas dari
kata memberi dan menerima. Ada bagian atau hal-hal yang dapat
diterima dan ada juga yang harus diberikan. Sebatas mana hal-hal yang
dapat diterima dan diberikan itu bisa memuaskan kedua belah pihak, di
sinilah peran negosiator itu berlaku.
Di dalam olahraga catur sebuah
kemenangan dinilai 1 (satu) poin, sedangkan yang kalah tidak mendapat
poin. Jika pertandingan berlangsung alot, posisi buah catur penuh
komplikasi, sementara jarum jam sudah menunjukkan waktu pertandingan
sebentar lagi akan habis, ada sebuah ungkapan yang mengatakan “Siapa
yang masih bersikeras ingin mencari kemenangan biasanya akan berakhir
dengan kekalahan”.
Solusi sederhana mengatasi situasi dan
kondisi seperti itu adalah Remis. Artinya, ada 1/2 poin yang
diterima, dan ada 1/2 poin yang diberikan.
Solusi Remis ini dapat diterapkan untuk
mengakhiri kisruh antara PSSI dan KPSI. Tidak ada pihak yang merasa
dirinya kalah atau menang.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
No comments:
Post a Comment